Tue. Apr 16th, 2024

www.brainmysteries.com10 Grup Lawak Indonesia Dari zaman dahulu. Stand up comedy sekarang sedang dalam masa jayanya. Meski begitu, jangan lupa kalau dulu banyak komedian yang selalu menarik perhatian penonton Indonesia di layar kaca. Sekarang, beberapa grup telah dibubarkan, tetapi beberapa masih berjalan.  Semoga dapat memutar kembali kenangan masa lalu melalui artikel ini agar generasi muda tidak melupakan jasa para pelawak masa lalu tersebut.

10. Bagio Cs

Jangan bingung antara grup komedi Bagio Cs dengan Bagito. Keduanya adalah grup komedi terkenal di negara ini, tetapi mereka berada di waktu yang berbeda. Jika Bagito terkenal di era 90-an, maka Bagio sangat populer di era 70-an dan 80-an, jauh lebih awal dari era Bagito. Bagio dan anggotanya antara lain Bagio, Darto Helm, Diran dan R. Saleh Apandi atau Sol Saleh.

Salah satu komedian lahir di Purwokerto tahun 1933 dan meninggal di Jakarta tahun 1993. Ayahnya merupakan seorang pamong praja dan ingin Baggio menjadi seorang komedian, tetapi dia memasuki dunia komedi atas undangan Draghi (Dradjat) pada tahun 1952. Ayah dari anak berusia 11 tahun ini memiliki tamatan SLTA dan STM serta menempuh pendidikan di Akademi UGM. Metode, tapi belum selesai. Karirnya di dunia komedi dimulai saat ia mengikuti kompetisi komedi Yogyakarta dan menang. Melihat kemampuan Bagio, Usmar Ismail berpesan agar terus berkarya di Jakarta. Baru ketika komedian Hardjo Muljo mengajaknya bermain film Gaja Remadja bersama rekannya Eddy Sud dan Iskak, barulah ia sempat pindah. Pada tahun 1960, inilah awal karir perusahaan komedi EBI (Eddy Sud, Bagyo dan Iskak). Jakarta.

Tak sulit baginya untuk mengembangkan karier di Jakarta. Sebuah tawaran  memutar film ini terus berlanjut, meskipun beberapa hanya karakter lain. Film yang dibintanginya antara lain Gaya Remaja, Dangdut Detektip, Lampong Sagu, Mat Dower, Buah Lip, Ateng · Ateng Pendekar Ganjil, Pulau Putri, dll. Setelah beberapa tahun beroperasi, tim tersebut gagal. Trio E.BJ diubah menjadi Bagio-Iskak dan Atmonadi, namun ini berlangsung lama. Atmonadi kemudian digantikan oleh Ateng. Belakangan terjadi pergantian formal lagi, Ateng dan Iskak membentuk tim sendiri, dan Bagio bergabung dengan S. Diran, Sol Soleh, dan S. Darto. Secara kebetulan, nama mereka diawali dengan huruf “S”, namun setiap kali Bagio Cs muncul, mereka cenderung memilih nama ini.

Dia dan timnya telah berada di garis depan banyak kelompok “pengocok perut” yang berkembang pesat. Ia adalah seorang komedian yang bisa bertahan selama puluhan tahun. Komedian setingkat dan tokoh besar seperti dia adalah Bing Slamet, Atmonadi, dan Ratmi B 29 (semuanya tewas). Dia telah memenangkan berbagai penghargaan dalam hubungan profesionalnya dengan komedian, termasuk penghargaan 1982: Penghargaan Badut Indonesia Terbaik (Buddha Kuno Emas), yang dimenangkan pada 27 Maret 1982, dan dianugerahi oleh film Italia terkenal yang Diberikan oleh aktor Franco Nero . Di bidang perfilman, ia juga memiliki prestasinya sendiri. Aktivitasnya di film tidak terbatas pada akting sebagai aktor, tetapi juga menulis naskah dan berperan sebagai asisten sutradara. Ia juga memimpin sebuah band, meski tidak bertahan lama. Sebagai seniman, ia tergabung dalam Padi, KFT dan Asosiasi Komedi Indonesia (Presiden I), serta ketua dari Asosiasi Komedi Indonesia. Salah satu penampilan terbaiknya, dengan hampir tanpa unsur komedi, adalah film Sang Guru (1981), film oleh Edward Pesta Sirait dan naskahnya oleh Parakitri. Bagio, juga dikenal sebagai bintang iklan, adalah salah satu anekdot terpopuler: Anda lupa berdiri saat duduk.

9. 4 Sekawan

Anda mungkin tidak tertarik dengan dunia politik Indonesia, tetapi Anda tidak bisa melupakan Qomar begitu saja. Qomar yang berkecimpung dalam urusan politik dan menjabat sebagai pemimpin perguruan tinggi dia adalah anggota organisasi komedi kuno (4 Sekawan). 4 Sekawan adalah grup komedi yang sangat populer di tahun 90-an.

Namanya 4 Sekawan karena grup ini terdiri dari 4 pelawak. Mereka adalah Eman, Ginanjar, Qomar dan Derry. Empat di antaranya menjadi terkenal setelah mengikuti acara Lika Liku laki-laki. Seiring berjalannya waktu, setiap anggota memilih menjalani hidupnya sendiri yang berujung pada bubarnya grup Sekawan ke-4 tersebut.

8. Teamlo

Munculnya band baru mengguncang dunia musik dan komedi Tanah Air. Munculnya sebuah band yang memadukan musik dan hiburan komedi disambut hangat oleh publik. Nama grup tersebut adalah TeamLo.

Grup ini layak untuk sukses. Selain pandai memainkan alat musik, TeamLo juga jago dalam berbagai jenis dan gaya lagu. Terutama lagi, staf TeamLo pandai meniru gaya dan suara penyanyi. Kemudian, formula ini dipadukan dengan berbagai lelucon. Kemunculan TeamLo semakin membayangi, terutama setelah mengikuti audisi komedian di TV swasta sebagai bintang tamu.

TeamLo didirikan di Solo pada 28 Agustus 1997 dengan dukungan lima anggota: Wawan Bakwan, Anjasmara Pangsit, Benjovi, Dondot Kembung, Bobi Mesakh dan Avis Sukaesih. Awalnya mereka tergabung dalam grup musik kampus Universitas Sebelas Maret Solo dan Universitas Muhammadyah Surakarta.

Setelah menyadari kemampuannya, mereka sepakat untuk membentuk grup musik yang lebih permanen. Grup TeamLo muncul. Wawan menjelaskan, TeamLo tidak dibentuk untuk menjadi grup musik yang serius. Selain fondasi musik yang lemah dari masing-masing anggota, mereka juga berharap untuk tampil dengan warna dan karakteristik yang lebih hidup. “Karena semua wajah pemainnya sudah hancur, jadinya tidak serius. Lebih baik bercanda,” kata Vavan yang bernama lengkap Hemawan Ulianto.

Konsep yang nampak bermain main ini justru menjadi modal kesuksesan TeamLo. Di mana pun mereka muncul, mereka pasti akan membawakan musik, parodi, dan lelucon. Perpaduan musik dan komedi menjadi ciri khas TeamLo. Namun, menurut Wawan, hingga saat ini mereka belum mengetahui ciri asli kelompok tersebut. 

Meski identitasnya tidak jelas, tingkah komedi yang dibawa oleh TeamLo sebenarnya tidak jauh berbeda dengan grup komedi lainnya. Tidak hanya itu pelesetan, tetapi selalu memperlakukan pemain sebagai objek penderitaan. Untuk itulah, Ben Jovi selalu menjadi incaran rekan-rekannya. Giarto, alis Jenjovi, bersiap menjadi maskot TeamLo. Ia mengatakan: “Penonton merasa sangat senang saat dianiaya di atas panggung.”

Menurut Wawan, kreativitas TeamLo di atas panggung berasal dari ide-ide yang baru muncul. Setelah penyaringan dan penghancuran, pengganti terbaik akan dipilih. Dari segi musik dan lagu, mereka sengaja meniru grup musik yang disukai banyak anak muda, seperti Peterpan. Proses yang sulit ada di bagian komedi. Wawang berkata: “Ternyata membuat orang tertawa juga sangat sulit.”

TeamLo tahu bahwa konsep panggung yang mereka terapkan telah digunakan oleh tim lain sejak lama. Meski begitu, mereka tidak takut nama TeamLo tenggelam.

Baca Juga: Biografi Personil Linkin Park

7. D’Bodors

Anak-anak milenial mungkin belum kenal dengan Group lawak D’Bodors. Terdiri dari 3 komedian, Raden Achmad Yusuf Wargapranata atau Abah Us Us, Sup Yusup dan Rudi Djamil, membentuk grup D’Bodors pada tahun 1970. Pada tahun 1983, Abah Us Us, Uyan Asmi, dan Kusye adalah alias Engus.

Ketiga pelawak ini adalah pelawak Sunda, dan sering tampil di TVRI. Mereka adalah grup komedi yang mengintegrasikan komedi dan musik. Mungkin karena merekalah yang menjadi sumber inspirasi Teamlo, melainkan grup komedi yang memadukan musik dan komedi. Ditemani 2 orang temannya, Usye berkesempatan membuat grup komedi baru bernama Neo D’Bodors.

6. Patrio

Patrio adalah grup komedi Indonesia yang namanya mewakili tiga anggota: Parto, Akri dan Eko Patrio.

Grup ini didirikan pada 10 November tahun 1994. Reputasi nasional pertama mereka dapatkan melalui tayangan Ngelaba TV di stasiun TPI (sekarang MNCTV). Setelah nama mereka menjadi populer, setiap anggota sering mendapat pekerjaan akting sendiri. Meski begitu, mereka tetap berkomitmen pada Patriots.

Trio pemikir perut ini telah berhasil mempertahankan Ngelaba sebagai acara komedi papan atas selama 13 tahun, yang sekaligus menandai eksistensi mereka. Untuk meraih prestasi tersebut, MURI (Museum Rekaman Indonesia) memasukkan Patrio dalam rekornya.

Pada tahun 2008, tim memproduksi acara komedi terbaru setelah 13 tahun acara Ngelaba, yaitu Sensasi masuk ke TV swasta di TV yang sama TPI (sekarang MNCTV) pada tahun 2008. Perlu disayangkan komedi ini hanya mampu bertahan selama 2 tahun dibanding Ngelaba (selisih 11 tahun).

5. Jayakarta Grup

Siapa yang tak kenal dengan group lawak Jayakarta. Apalagi bagi orang kelahiran tahun 70-an, Jayakarta Group termasuk salah satu komedian terpopuler.

Grup Jayakarta yang beranggotakan Jojon, Uuk, Suprapto dan Cahyono memulai karirnya di dunia hiburan melalui TVRI. Saat itu, Jojon dan kawan-kawan dipercaya untuk mengikuti acara Aneka Ria Nusantara.

Saat itu, persaingan antar grup komedian Indonesia sebenarnya sangat ketat. Pasalnya, nama-nama seperti Bagio CS, Kwartet Jaya hingga almarhum Benyamin Sueb sudah terkenal

Namun, keberadaan mereka tidak serta merta meredupkan cahaya Grup Jayakarta. Pasalnya, keempat karyawan Jayakarta Group itu sudah punya ciri khas dalam bercanda.

Sejak Jojon, dia jadi anggota grup Jayakarta dan selalu jadi korban diejek rekan-rekan lain. Personel lain seperti Cahyono, Uuk dan Suprapto juga punya tanggung jawab masing-masing.

Cahyono bertanggung jawab atas topik komedinya. Pada saat yang sama, Uuk dan Suprapto disebut sebagai karakter yang menggambarkan karakter seorang massa dan seorang wanita bernama Esther.

Kemudian, format ini memungkinkan Grup Jayakarta berani bersaing dengan komedian besar era itu. Dengan  melalui merek dagangnya, Grup Jayakarta telah menghasilkan sebuah karya musik yang dikemas dalam bentuk album Main Botol dan Kue Baskom

Sayangnya, masa keemasan Grup Jayakarta tidak bertahan lama. Kedua anggotanya, Uuk dan Suprapto, menghembuskan nafas terakhir, hanya menyisakan Jojon dan Cahyono.

Grup Jayakarta mulai kesulitan untuk mempertahankan eksistensinya, hingga akhirnya meninggalkan Cahyono. Ini terjadi setelah Jojon memutuskan untuk terbang solo pada tahun 1990.

Akhirnya, Jojon dan Cahyono punya ide untuk menghidupkan kembali Grup Jayakarta. Keduanya mengambil nama Jayakarta Reborn dan berencana kembali ke masa keemasan rombongan komedi mereka.

jojon meninggal dunia pada tahun 2014 dan meninggalkan Cahyono menjadi satu-satunya anggota grup Jayakarta.

Tiga tahun kemudian, Grup Jayakarta memang tinggal kenangan. Akibat komplikasi penyakitnya, Cahyono menghembuskan nafas terakhir pada 2017.

Baca Juga: 10 Film Jepang Terbaik Sepanjang Masa, Seru Banget!

4. Bagito

Bagito merupakan grup lawak asal Indonesia yang beranggotakan 3 orang yaitu Miing (Dedi Gumelar), Didin (Didin Pinasti) dan Unang (Hadi Wibowo). Sebelumnya, ia juga bergabung dengan Yanto Stuck On You.

Dimulai dengan stasiun sumber Himalaya Suara Kejayaan. Pertunjukan pertama Bagito adalah Konsultan Bingung (1984). Komedian lain yang juga populer di radio adalah Patrio, Ulfa Dwiyanti, Komeng dan Taufik Savalas. Berawal dari penampil “Opor Ayam” di Radio SK tahun 1980-an, Bagito masih sangat tenar. Kemudian, Bagito meluncurkan Pertunjukan Bagito yang disiarkan oleh RCTI dan mendapat pujian jangka panjang. Tahun 90-an adalah masa kejayaan Bagito.

Dengan munculnya komedian baru dan keretakan antar anggota (ditandai dengan keluarnya Unan dari Bagito), reputasi Bagito mulai melemah.

3. Kwartet Jaya

Kwartet Jaya adalah grup komedi yang mendominasi pertunjukan di tahun 70-an. Disusun oleh Bing Slamet pada tahun 1967 bersama Eddy Sudihardjo, Kho Tjeng Lie dan Iskak Darmo Suwiryo. Sebelum Ateng bergabung, kelompok ini bernama EBI: Eddy Sud, Bing, Iskak. Wikipedia

2. Warkop DKI

Warkop DKI adalah grup komedi legendaris Indonesia. Rombongan komedi ini merupakan kelanjutan dari rombongan komedi Warkop Prambors.Salah satu anggotanya, Nanu Mulyono, mengundurkan diri.

Grup ini diawali dengan acara radio yang diprakarsai oleh Temmy Lesanpura, seorang produser hiburan radio dari Prambors di Jakarta. Pada tahun 1974 silam, Temmy bertemu dengan Kasino, Nanu Mulyono dan Rudy Badil, mahasiswa Universitas Indonesia (UI), dan bercanda di depan teman-temannya. Kepala Radio Temmy berhasil membujuk ketiganya menyelesaikan program antara pukul 20.30-21.15 WIB setiap Kamis. Tidak ada persiapan sama sekali, tetapi karena mereka menggunakan pikiran dan pikirannya sendiri untuk mengolok-olok, selalu ada ide tentang lelucon sebelum siaran. Kegiatan bertajuk “Obrolan Santai di Kedai Kopi” ini terbukti mampu menarik perhatian penonton.

Setahun kemudian, kolega UI Dono bergabung dengan grup komedi Empat penggemar siaran Prambors dikenal karena leluconnya yang segar dan lucu. Pada tahun 1976, Indro, mahasiswi termuda Universitas Pancasila, diajak bergabung. Lima di antaranya dikenal sebagai pengikut acara Warkop Prambors, yang populer di radio pada pertengahan 1970-an. Saat itu, Warkop beranggotakan lima orang yaitu Kasino, Nanu, Rudy Badil, Dono dan Indro yang sibuk dengan diskusi publik hingga akhirnya diundang tampil di atas panggung.

kesuksesan di atas panggung membawa keempat orang ini ke dunia rekaman kaset komedi yang mereka bawakan. Kesuksesan mereka dalam rekaman mendorong mereka untuk bekerja keras memasuki industri film. Film pertama mereka yang dibintangi oleh bendera Warkop Prambors adalah film komedi berjudul Mana Tahan. Film itu diluncurkan pada 1979 dan menampilkan sejumlah artis ternama saat itu, seperti Elvy Sukaesih, Kusno Sudjarwadi dan Rahayu Effendi. Kesuksesan film tersebut memungkinkan mereka untuk terus memberikan kategori film komedi berikutnya.

1. Srimulat

Srimulat adalah grup komedi Indonesia yang didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo di Solo pada tahun 1950. Dalam proses pengembangan, Sri Murat Group kemudian mendirikan cabang di Surabaya, Semarang, Surabaya dan Jakarta.

Srimulat merupakan grup komedi yang meski mengalami banyak kendala dalam karir dan banyak orang yang bubar, namun mereka bertahan dalam waktu yang lama. Inilah yang membuat mereka semakin dewasa. Jika dulunya hanya tampil di bioskop, maka setelah kemunculan televisi swasta di penghujung 1980-an, setiap anggota tiba-tiba menjadi selebriti. Bisa dibilang grup ini merupakan satu-satunya grup komedi Indonesia dengan anggota terbanyak.

Grup ini awalnya diciptakan oleh Raden Ayu Srimulat dan Teguh Slamet Rahardjo dengan nama Gema Malam Srimulat. Awalnya, Gema Malam Srimulat merupakan sebuah grup seni wisata yang tampil dari satu kota ke kota lain dari Jawa Timur hingga Jawa Tengah. Grup musik dan suara ini memulai komedi pertamanya pada tanggal 30 Agustus 1951, pertama menampilkan karakter-karakter lakon Mataram seperti Wadino (Bandempo), Ranudikromo, Djuk, Suparni dan Sarpin.

Gabungan antara pertunjukan musik serta komedi menjadi formula unik Gema Malam Srimulat. Adanya lelucon ala lawak Mataram menjadi rahasia ampuh untuk memikat penggemarnya. Lavac dan nyanyian tidak bisa dipisahkan. Dengan kekuatan tersebut, Gema Malam Srimulat kemudian digelar dari satu pasar malam ke pasar malam lainnya di berbagai kota di Pulau Jawa.

By rainmys